Jakarta,
Aktual.com — Penegakan hukum di Indonesia sudah terbolak-balik dan
makin mengecewakan. Praktik penangkapan buron kasus kejahatan skandal
korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) atas nama Samadikun
Hartono merupakan salah satu contoh terbaru yang melukai hari rakyat.
Filosofi hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas benar-benar nyata,
walaupun kerugian negara hingga mencapai Rp5.000 triliun dalam skandal
kasus korupsi BLBI, namun yang anehnya proses penangkapan Samadikun
Hartono dirpelakukan layaknya menyambut kedatangan seorang pahlawan.
Luapan kritik dari masyarakat telah meramaikan dunia sosial, hingga
hari ini Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI), Fahri Hamzah
turut Menyoroti dan memperingatkan pemerintah khususnya aparat penegak
hukum agar berlaku profesional dan berkeadilan.
“Harusnya orang itu diperlakukan sama di depan hukum, mau dia kaya
ataupun miskin, kalau dia diduga melakukan tindakan kriminal maka negara
harus mengambil sikap yang sama,” kata Fahri di Jakarta, Minggu (24/4)
Fahri membandingkan pada saat penagkapan Nazarudi, tindakan aparat
penegak hukum waktu itu memasang borgol di tangan nazarudin, seharusnya
penangkapan Samadikun Hartono juga diperlakukan sama, namun faktanya
Samadikun melenggang tangan ala pejabat penting.
“Pejabat-pejabat menjemput itu kayak menjemput seorang calon
Presiden, ada kekeliruan cara bertindak disitu, caranya kurang pas
karena waktu itu menjemput Nazarudin diborgol di depan, harusnya
Samadikun Hartono diperlakukan sama, apa bedanya Nazarudin sama
Samadikun Hartono,” sentil Fahri.
0 komentar :
Berikan Komentar Anda